Selasa, 11 Mei 2010

METODE DEMONTRASI DAN SOSIO DRAMA DALAM PEMBELAJARAN
Editor : Drs. IHSAN


I. METODE DEMONSTRARI
A. Pengertian Metode
Metode berasal dari bahasa latin “ methodos “ yang berarti jalan yang harus dilalui. Menurut Nana Sudjana ( 2002 : 260 ) “ Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar “. Sedangkan menurut Sukartiaso ( dalam Moedjiono dan Dimyati 1995 :45 ) “ Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu atau cara untuk mencapai suatu tujuan ”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

B. Pengertian Metode Demonstrasi
Kegiatan belajar mengajar akan lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar.
“ Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan “ ( Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82 ).

Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses ( Roestiyah N. K 2001 : 83 ).
Menurut Udin S. Wianat Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan proses tertentu “.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ) : “Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran “.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan.

C. Keunggulan
Menurut Elizar ( 1996 : 45 ), keunggulan dari metode demonstrasi adalah kemungkinan siswa mendapat kesalahan lebih kecil, sebab siswa mendapatkan langsung dari hasil pengamatan kemudian siswa memperoleh pengalaman langsung, siswa dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap penting, bila melihat hal-hal yang membuat keraguan, siswa dapat bertanya langsung pada guru.
Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman ( 2002 : 46 ) menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan.
Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 56 ) menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Dari ketiga pendapat di atas dapat penulis ambil kesimpulan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena siswa langsung diberikan contoh konkretnya.

D. Kelemahan
Walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun metode demonstrasi ini juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 57 ), ada beberapa kelemahan metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa kelemahan metode demonstrasi adalah tidak semua benda dan materi pembelajaran yang bisa didemonstrasikan dan metode ini tidak efektif bila tidak ditunjang oleh keterampilan guru secara khusus.
Meskipun metode ini memiliki banyak kelemahan-kelemahan, penulis melihat metode ini sangat bagus sekali apabila diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai cara Pendidikan Agama Islam, tetapi siswa juga dapat langsung mempraktekkan kegiatan Pendidikan Agama Islam yang dipelajari. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Agar pelaksanaan metode demonstrasi berjalan baik, alangkah baiknya guru memperhatikan hal-hal berikut : rumuskan tujuan instruksional yang dapat dicapai oleh siswa, susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang direncanakan, persiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai dan atur sesuai skenario yang direncanakan, teliti terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar demonstrasi berhasil dilakukan, perhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga kita dapat memberikan keterangan dari siswa bisa mengajukan pertanyaan apabila ada keraguan.
Selama demonstrasi berlangsung hendaknya guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut : apakah demonstrasi dapat diikuti oleh setiap siswa, apakah demonstrasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dilakukan, apakah keterangan yang diberikan dapat didengarkan dan dipahami oleh siswa, apakah siswa telah diberikan petunjuk mengenai hal-hal yang perlu dicatat, apakah waktu yang tersedia dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Seperti yang dikemukakan Winarno metode demonstrasi adalah dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta ataupun siswa itu sendiri memperlihatkan suatu proses kepada seluruh siswa di kelas. Berdasarkan uraian di atas metode demonstrasi lebih menitik beratkan pada bagaimana proses, tindakan dan langkah-langkah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru kepada seluruh siswanya.

E. Tahap-tahap pelaksanaan Metode Demonstrasi
Dalam penggunaan metode demonstrasi ada tiga tahap yaitu :
1. Tahap Perencanaan yang meliputi :
a. Merumuskan tujuan demonstrasi ( siswa mampu memahami, mempraktekkan dan memperoleh pengalaman materi PAI dengan panduan guru dan pedoman yang diberikan oleh guru),
b. Penentuan masalah – masalah yang akan di demonstrasikan. Dalam pembelajaran PAI masalah yang akan didemonstrasikan adalah bagaimana pelaksanaan dan praktek yang baik dan benar berdasarkan petunjuk dari guru. Selain itu bagaimana cara guru melakukan pembelajaran PAI di sekolah. Guru mempraktekkan ke depan kelas bagaimana mendemonstrasikan (sholat jenazah) berdasarkan petunjuk serta langkah-langkah yang telah guru berikan diawal demonstrasi.
c. Persiapan terhadap alat dan bahan - Sebelum melakukan demonstrasi guru harus memeriksa kelengkapan media yang akan digunakan pada pembelajaran agar siswa tidak asal atau menerka dalam menentukan mataeri PAI
d. Persiapan tentang variabel-variabel yang harus dikontrol dengan baik supaya demonstrasi tidak mengalami kegagalan. Dalam melakukan demonstrasi guru harus mengontrol hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan demonstrasi.
Hal yang perlu diperhatikan adalah kesiapan media dan kondisi serta keadaan siswa itu sendiri. Kondisi siswa sangat menetukan dalam keberhasilan Pendidikan Agama Islam agar siswa tidak bosan dan jenuh sewaktu guru memberikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Guru memberikan semacam motivasi agar siswa dalam kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan misalnya dengan mengajak siswa terlebih dahulu menyanyikan lagu-lagu yang bersemangat dan gembira serta lagu-lagu yang umumnya anak-anak suka.

2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan demonstrasi - Demonstrasi yang dilakukan harus sesuai dengan pokok-pokok yang telah direncanakan oleh guru sebelumnya. Dalam hal mendemonstrasikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini guru diharapkan dan seharusnya membimbing siswa dalam Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan media yang telah dipersiapkan oleh guru.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan pelaksanaan metode demonstrasi :
Guru terlebih dahulu menentukan materi demonstrasi sholat jenazah
Guru menjelaskan syarat dan rukun yang harus dipenuhi untuk demonstrasi sholat jenazah.
Guru mencontohkan praktek sholat jenazah
Guru meminta semua siswa untuk berdiri tegak ditempatnya. Sebelum mulai Pendidikan Agama Islam guru terlebih dahulu mangatur shaf dan kerapian barisan
Guru mengamati pelaksanaan demonstrasi tersebut sampai tidak ada lagi yang mengalami kesulitan dan kesalahan dalam pelaksanaan materi tersebut.
b. Melakukan evaluasi tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Evaluasi disini adalah berupa bagaimana penilaian guru tehadap siswa tentang beberapa aspek yang menjadi penilaian guru nantinya. Penilaian-penilaian tersebut adalah meliputi kelengkapan syarat dan rukun, ketepatan kaifiyah dan bacaan sholat jenazah.

3. Tahap Tindak lanjut
a. Siswa menyimpulkan hasil demonstrasi yang telah dilakukan guru Hal ini dilakukan agar guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan demonstrasi yang telah dilakukan. Dalam hal ini menyimpulkannya berupa bagaimana siswa dapat mencontohkan kembali bagaimana cara Pendidikan Agama Islam yang sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru.
b. Mendiskusikan secara berkelompok hasil demonstrasi dengan melaksanakan sholat jenazah secara berkelompok. Mendiskusikannya dengan memberikan pertanyaan apabila ada yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut.

Berdasarkan uaraian masalah di atas yang telah penulis kemukakan mengenai penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
A. Penggunaan metode demonstrasi sangat efektif digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karena dari demonstrasi yang dilakukan guru siswa bisa langsung melihat cara Pendidikan Agama Islam dan siswa pun dapat mempraktekkan langsung bagaimana Pendidikan Agama Islam tersebut.
B. Metode demonstrasi adalah metode yang menggunakan contoh dan peragaan dari guru yang diperlihatkan kepada seluruh siswa atau metode yang dalam pelaksanaannya menggunakan media yang mudah dipahami oleh siswa.
C. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode demonstrasi siswa lebih mudah memahaminya karena siswa dapat mencontohkan langsung ke depan kelas. Selain itu, pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat disukai oleh siswa, sehingga siswa dengan mudah memahami pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
D. Media yang disediakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah berupa alat musik keyboard dan gitar agar dalam menemntukan nada guru dan siswa tidak menerka – nerka nada tersebut.
E. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam guru memilah atau memenggal frase lagu tersebut menjadi beberapa bagian yang tujuannya agar guru lebih dalam memberikan pembelajran bernyanyo di sekolah dasar.


II. METODE SOSIODRAMA
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
semakin pesat, tentu saja akan berdampak pada persaingan yang semakin ketat di
masyarakat. Maka dari itu di Era Globalisasi ini dibutuhkan sumberdaya manusia
yang benar-benar mempunyai kwalitas dan kreativitas yang tinggi.
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika siswa mengalami berbagai
pengalaman baru (new experiences) dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang diharapkan. siswa harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dan tidak ada siswa yang tertinggal, sehingga suasana kelas betul-betul kondusif., karena melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.
Dalam kamus bahasa Indonesia efek artinya pengaruh dari sesuatu perbuatan
atau akibat. Efektif yaitu ada efeknya, (akibatnya, pengaruhnya) atau dapat membawa hasil. Jadi, apa yang diinginkan atau dilakukan ada efek atau hasil yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Menciptakan kelas yang efektif dengan peningkatan efektivitas proses pembelajaran tidak bisa dilakukan dengan parsial (bagian dari keseluruhan), melainkan harus holistic (system keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih dari pada sekedar kumpulan bagian), mulai dari perencanaan, komunikasi, pengajaran, dan evaluasi.
Ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan dalam melakukan proses pembelajaran efektif, yaitu :
A. Melakukan Apersepsi (Pemanasan) - Apersepsi ini perlu dilakukan untuk menjajaki pengetahuan dan memotivasi siswa dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorongnya untuk mengetahui hal-hal baru.
B. Eksplorasi - Eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. kegiatan ini dapat di tempuh dengan :
1. Memperkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa.
2. Mengaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki oleh siswa.
3. Menggunakan metode yang paling tepat dan variatif untuk meningkatkan penerimaan siswa terhadap materi standar dan kompetensi baru.
C. Konsolidasi Pembelajaran - Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan
siswa dalam pembentukan kompetensi, yaitu mengaitkan kompetensi dengan
kehidupan siswa.
D. Pembentukan Kompetensi, Sikap dan Perilaku - Pembentukan kompetensi, sikap dan perilaku siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mendorong siswa agar menerapkan konsep, pengertian dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mempraktikkan pembelajaran langsung dengan melibatkan siswa aktif, agar dapat membangun kompetensi, sikap dan perilaku baru.
3. Menerapkan strategi pembelajaran yang variatif dan tepat yang berorientasi pada perubahan kompetensi, sikap, dan perilaku siswa.
E. Penilaian - Penilaian dimaksudkan sebagai proses mengevaluasi hasil pembelajaran siswa sebagai bahan untuk menganalisis berbagai kekurangan dan kelemahan siswa untuk perubahan dan peningkatan proses pembelajaran yang akan datang.

Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta sering digunakan dan sering pula ditekankan pentingnya pengembangan kreativitas terutama bagi siswa. Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan produk baru.
Menurut Rogers dalam buku Utami Munandar, bahwa kreativitas adalah kecenderung-an untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekpresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
Sedangkan menurut Sulaiman Sahlan : Bila ingin terwujudnya siswa yang
berhasil belajarnya baik dan kreativitas yang tinggi, maka satu-satunya cara adalah dengan mengembangkan kemampuan kreativitas terutama kreativitas belajar.
Jadi kreatif atau kreativitas adalah kemampuan siswa dalam menghasilkan sebuah kegiatan atau aktivitas yang baru yang diperoleh dari hasil berfikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya yang baru.
Metode sosiodrama merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajar-an tertentu. Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan guru, melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antara sesama manusia. Cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama adalah mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama dan mengikuti langkah-langkah guru pada saat memimpin sosiodrama.
Diharapkan dengan menggunakan metode sosiodrama siswa dapat melatih
dirinya, memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain
harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan. Diharapkan siswa dapat memunculkan bakat yang terdapat pada dirinya. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
Tapi yang pernah kita temui dan bahkan kita alami sebagian guru belum
menerapkan metode sosiodrama ini. Apalagi diperlukan waktu yang banyak, atau
bahkan bisa mengganggu kelas lain oleh suara para pemain atau penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan, dan lain-lain. Dan diperlukan juga keterampilan
seorang guru dalam menerapkan metode sosiodrama ini dalam kaitannya dengan
peningkatan kreativitas belajar siswa.
Pendidikan nasional berusaha mengembangkan segala aspek potensi manusia,
baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini pendidikan berusaha untuk mengembangkan anak didik menjadi mampu berdiri sendiri, dengan kata lain pendidikan memberikan bantuan agar anak didik mampu menolong dirinya sendiri.
Suatu kegiatan belajar mengajar akan berhasil, jika siswa aktif menjadi pelaku kegiatan tersebut. Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan selalu berusaha berorientasi kepada tujuan pendidikan nasional. Begitu pula di SMA Negeri 01 Tanjung Batu pendidikannya selalu berusaha mewujudkan tujuan pendidikan

DAFTAR RUJUKAN
Ardipal. 2004. Buku Ajar Pengantar Teknik Vokal. Padang : UNP
Banoe Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta : Kanisius
Ellizar. 1996. Pengembangan Program Pengajaran. Padang : IKIP
Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta :
Depdikbud,Dirjen Dikti, PPLPTK
Lento.1980. Pelajaran Seni Musik Praktis. Jakarta : Aries Lima
Moedjiono dan Dimyati. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud,
Dirjen Dikti, PPLPTK
Nana Sudjana. 2002. Dasar – dasar Proses Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Puskur. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas
Sagala dan Syaiful. 2004. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfa Beta
Sanjaya dan Wina. 2005. Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Bandung : Kencana
Syaiful Bahri Djamarah. 1999. Kesenian Musik Minagkabau Sumatera Barat
Udin S. Winata Putra, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka
Usman Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Press

0 Comments:

Post a Comment



Template by:
Free Blog Templates