Senin, 28 Februari 2011

Proposal Tesis - Ihsan


PROPOSAL TESIS
TRADISI DERESAN DALAM METODE SOROGAN DAN BANDONGAN
(Sebuah Studi Tentang Strategi Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan)

A.   Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses di dalam menemukan transformasi (perubhan), baik dalam diri, maupun komunitas. Oleh sebab itu, proses pendidikan yang benar adalah membebaskan seseorang dari berbagai kungkungan, intimidasi, dan ekploitasi. Disinilah letak afinitas (gaya gabung) dari paidagogik, yaitu membebaskan manusia secara konfrehensif dari ikatan-ikatan yang terdapat diluar dirinya atau dikatakan sebagai sesuatu yang mengikat kebebasan seseorang.
Kungkungan, Intimidasi dan eksploitasi akan terjadi, jika pendidikan dijadikan instrumen oleh sistem penguasa yang ada hanya untuk mengungkung kebebasan individu. Secara mikro, pendidikan yang ada di Indonesia, sebagian kecil yang terdesain dan terorganisir oleh bingkai sistem. Gambaran sistem yang ada merupakan bentuk pemaksaan kehendak dan perampasan kebebasan individu, kesadaran potensi, dan kreativitas. Maka pendidikan telah berubah menjadi instrumen oppressive (penindasan) bagi perkembangan individu atau komunitas masyarakat.
Maka dari pada itu, pendidikan adalah merupakan elemen yang sangat signifikan dalam menjalani kehidupan. Karena dari sepanjang perjalanan manusia pendidikan merupakan barometer untuk mencapai maturasi nilai-nilai kehidupan. Ketika melihat dari salah satu aspek tujuan pendidikan nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU RI SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, tentang membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur melalui proses pembentukan kepribadian, kemandirian dan norma-norma tentang baik dan buruk.[1] Dalam perspektif yang lain, manusia sebagai makhluk pengemban etika yang telah dikaruniai akal dan budi.  Dengan demikian, adanya akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang multidimensi, yakni kehidupan yang bersifat material dan bersifat spritual.
Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya pendidikan sangat mustahil suatu komunitas manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-citanya untuk maju, mengalami perubahan, sejahtera dan bahagia sebagaimana pandangan hidup mereka. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana pencapaiannya. Hal ini telah termaktub dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11: [2]
يَرْفَعِ الله الّدِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَالّدِيْنَ اُوْتوُاالْعِلْمَ دَرَجَتٍ
Artinya : “Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” .

Dalam spektrum yang lebih kecil, institusi yang tidak boleh dikesampingkan dalam percaturan pendidikan bangsa adalah Pondok Pesantren. Melihat fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini banyak kalangan yang mulai melihat bahwa sistem pendidikan Pesantren sebagai salah satu solusi untuk terwujudnya produk pendidikan yang tidak saja cerdik, pandai, lihai, tetapi juga berhati mulia dan berakhlakul karimah. Hal tersebut dapat dimengerti karena Pesantren memiliki karakteristik yang memungkinkan tercapainya tujuan yang dimaksud.
Karena itu, sejak lima dasawarsa terakhir diskursus diseputar Pesantren menunjukkan perkembangkan yang cukup pesat. Hal ini tercermin dari berbagai focus wacana, kajian dan penelitian para ahli, terutama setelah kian diakuinya kontribusi dan peran Pesantren yang bukan saja sebagai “sub kultur” (untuk menunjuk kepada lembaga yang bertipologi unik dan menyimpang dari dari pola kehidupan umum di negeri ini), tetapi juga sebagai “institusi kultural” (untuk menggambarkan sebuah pendidikan yang punya karakter tersendiri sekaligus membuka diri terhadap hegemoni eksternal).
Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan tertua yang melekat dalam perjalanan kehidupan Indonesia sejak ratusan tahun yang silam, ia adalah lembaga pendidikan yang dapat dikategorikan sebagai lembaga unik dan punya karakteristik tersendiri yang khas.
Dikatakan unik, karena Pesantren memiliki karakteristik tersendiri yang khas yang hingga saat ini menunjukkan kemampuan-nya yang cemerlang melewati berbagai episode zaman dengan kemajemukan masalah yang dihadapinya. Bahkan dalam perjalanan sejarahnya, Ia telah memberikan andil yang sangat besar dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan Bangsa dan memberikan pencerahan terhadap masyarakat serta dapat menghasilkan komunitas intelektual yang setaraf dengan sekolah gubernemen.
Oleh karena itu tak mengherankan, apabila pakar pendidikan sekelas Ki Hajar Dewantoro dan Dr. Soetomo pernah mencita-citakan model dan system pendidikan Pesantren sebagai model pendidikan Nasional. Bagi mereka model pendidikan Pesantren merupakan kreasi cerdas budaya Indonesia yang berkarakter dan patut untuk terus dipertahankan dan dikembangkan.
Yang menarik untuk ditelaah adalah mengapa Pesantren, baik sebagai lembaga pendidikan maupun lembaga sosial,  masih tetap survive hingga saat ini ? Padahal sebelumnya banyak pihak yang memperkirakan Pesantren tidak akan bertahan lama ditengah perubahan dan tuntutan masyarakat yang kian plural dan kompetitif, bahkan ada yang memastikan Pesantren akan tergusur oleh ekspansi sistem pendidikan umum dan modern.
Dengan berkembangnya lembaga pendidikan baru yang lebih modern dengan mengadopsi berbagai sistem, metode dan tradisi pembelajaran yang secara cepat menghasilkan out put yang baik. Metode dan strategi pembelajaran yang ditawarkan oleh berbagai lembaga pendidikan, ternyata lebih menarik orang tua dan peserta didik untuk masuk kepada lembaga pendidikan umum dengan label-label tertentu, baik institusi dengan label SSN, RSBI, SBI serta sekolah unggulan dan sekolah terpadu.
Dalam konstek yang lain berkembang kekhawatiran terhadap masa depan anak yang memperoleh pendidikan secara pragmatis dan lebih banyak meninggalkan faktor-faktor nilai intrinsik dan kepribadian peserta didik, sehingga dalam proses evaluasi pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan, terutama oleh pemerintah, lebih banyak berorientasi pada hasil yaitu lulus dalam UAN (ujian nasional) dari pada pemahaman sejauh mana ia berubah dan terinternalisasi dalam dirinya nilai-nilai keluhuran dan kepribadian agama.
Sebagian besar orang tua mulai melirik sistem pendidikan yang terpadu yang mengintergrassikan sistem pendidikan umum dan agama dalam sebuah format tersendiri – ia bukan sekolah umum secara murni dan ia juga bukan Pondok Pesantren. Sekolah terpadu mengadopsi beberapa tradisi yang baik dalam sistem pendidikan Pesantren, terutama tata nilai keagamaan, misalnya misalnya metode Sorogon dan Bandongan dengan modifikasi seperlunya dan disamping itu ia memasukkan hal-hal yang menjadi tuntutan akademik di masa yang akan datang.
Metode Sorogan dan Bandongan yang menjadi ciri khas pendidikan di Pondokl Pesantren telah mengalami perkembangan yang luar biasa – dan sungguh dua sistem tersebut tidak pernah ditinggalkan sama sekali oleh praktisi pendidikan di masa modern sekalipun. Sorogan adalah sebuah metode pembelajaran dengan menitik beratkan pada kesiapan dan keahlian siswa untuk mempelajari sesuatu yang kemudian dikonsultasikan kepada Guru/Ustadz atau Kyai.[3] Dengan konstek pembelajaran seperti ini, maka Sorogan menjadi dasar yang paling asasi dari metode pembelajaran modern seperti forum dan projek, demikian juga dengan Bandongan; dimana santri menyimak bacaan dari guru/kyai untuk materi tertentu dalam tingkatan pembelajaran tertentu dan pada tingkatan menengah – santri justru aktif membaca materi dihadapan kyai atau santri lainnya.[4]
Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan merupakan salah satu Pondok Pesantren yang menggabungkan kepentingan pendidikan modern dengan mengadopsi kerukulum yang ditetapkan oleh pemerintah baik melalui penyelenggara pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama dan kepentingan pendidikan nilai melalui takhassus dan pengkajian ilmu agama. Proses pembelajaran keagamaan (kitab klasik) di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan; sebagaimana tradisi yang umum di Pondok Pesantren, masih juga menggunakan metode pembelajaran Sorogan dan Bandongan.
Terdapat hal yang sangat menarik dalam metode Sorogan dan Bandongan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan yaitu tradisi "DERESAN", sebuah kebiasaan pra Sorogan dan Bandongan untuk menghasilkan bacaan dan kajian yang benar terhadap materi ajar dalam kitab kuning. Tradisi Deresan ini lahir bersamaan dengan penggunaan metode Sorogan dan Bandongan di Pondok Pesantren Karangasem terutama berkaitan dengan hiterogenitas in put santri atau siswa yang menjadi peserta didik dalam sistem pendidikan Pondok Pesantren.
Deresan adalah entitas tersendiri dalam proses pembelajaran ilmu agama di Pondok Pesantren – jika dikaitkan dengan strategi pembelajaran modern, maka Deresan lebih mirip kepada metode Dril dan STAD – namun yang menjadi permasalahannya adalah sejauh mana ia memberi makna terhadap proses pembelajaran kitab kuning melalui metode Sorogan dan Bandongan. Aspek lain yang menarik adalah proses, bentuk, keberadaan dan faktor yang mempengaruhi tradisi Deresan dalam penyelenggaraan pengkajian nilai keagamaan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan; sebagai pola pembelajaran yang umum berlaku  di Pondok Pesantren pada lainnya.
Dari sinilah peneliti tergelitik untuk melakukan penelitian terhadap pendidikan Pondok Pesantren tradisional dalam perspektif pendidikan Islam Indonesia dalam rangka mencari sesuatu yang belum tersentuh dan tidak terfikirkan oleh sistem pendidikan Islam di Indonesia.
Penelitian ini bergulat dengan refleksi pendidikan Islam di Pondok Pesantren tradisional dalam bentuk kualitatif deskriptif. Salah satu tujuannya untuk menggali info-info baru tentang pendidikan tradisional tanpa memberi penilaian terhadap hubungan antar variabel. Lebih jauh untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan Islam di dunia ini serta menciptakan pemahaman pendidikan Islam yang lebih progresif konstekstual sehingga mampu menjawab tantangan zaman.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana proses dan bentuk belajar yang disebut sebagai Deresan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan,
2.    Bagaimana keberadaan Deresan dalam metode Sorogan dan Bandongan dalam pembelajaran kitab-kitab kuning di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan,
3.    Faktor-faktor yang mempengaruhi tradisi Deresan dalam metode Sorogan dan Bandongan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran.

C.   Tujuan penelitian
Tujuan penelitian didalam ilmu pengetahuan antara lain: menemukan, mengembangkan dan menguji kebenarannya. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu, sedangkan mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada, menguji kebenaran dilaksanakan apabila sesuatu yang sudah ada diragukan kebenarannya. Suatu penelitian dalam ilmu pengetahuan pada umumnya mempunyai tujuan yang jelas dan tegas mengenai apakah sesuatu yang akan diperoleh.
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
  1. Untuk meneliti proses dan bentuk belajar yang disebut sebagai Deresan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan,
  2. Untuk meneliti keberadaan Deresan dalam metode Sorogan dan Bandongan dalam pembelajaran kitab-kitab kuning di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan,
  3. Untuk meneliti Faktor-faktor yang mempengaruhi tradisi Deresan dalam metode Sorogan dan Bandongan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran.

D.   Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat yang baik bagi peneliti, pihak Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan, UM Surabaya, praktisi, pengelola pendidikan dan masyarakat pada umumnya. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Bagi Peneliti  yaitu untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pendidikan Islam yang mengacu kepada realitas empiris dan sebagai modal dasar penelitian pendidikan pada tataran lebih lanjut.
  2. Bagi Pondok Pesantren Karangasem adalah untuk menambah khazah penelitian yang berkaitan dengan sistem Pendidikan di Karangasem dan sebagai bahan untuk melakukan rancang bangun metode pembelajaran yang efektif.
  3. Bagi Lembaga UM Surabaya adalah sebagai Barometer interdisipliner keilmuan dan kualitas mahasiswa dalam bidang pendidikan dan untuk menambah perbendaharaan kepustakaan Program Pasca Sarjana
  4. Bagi Praktisi Pendidikan adalah menjadi bahan pijakan dalam merumuskan konsep atau format pendidikan yang mengacu pada realitas yang berkembang di tengah-tengah masyarakat
  5. Bagi Pengelola Pendidikan - terciptanya pola pendidikan yang sesuai dengan agama Islam dan menjadi bahan masukan dalam merumuskan konsep atau format pendidikan yang memahami realitas, sosio-kultur di tengah pendidikan.
  6. Bagi Masyarakat adalah untuk wawasan pengetahuan pendidikan yang berdimensi keagamaan dan pencerahan terhadap masyarakat bahwa pendidikan ponpes bukanlah pendidikan yang ketinggalan zaman dan tidak aktual

E.    Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep ini sangat penting, karena hal yang diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan hal serupa.[5]
Penjabaran tentang devinisi operasional di dalam tesis sangat diperlukan untuk menghindari adanya salah pengertian atau kesimpangsiuran dalam penafsiran yang berguna untuk memperolah gambaran yang jelas tentang tesis ini.
Judul tesis yang dimaksud adalah Tradisi Deresan dalam metode Bandongan; sebuah study tentang pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan. Untuk mengetahui ruang lingkup yang penulis bahas, maka perlu dijelaskan pengertian judulnya sebagai berikut:
1.    Traidisi Deresan
Deresan merupakan bahasa ammiyah Pondok Pesantren Karangasem untuk sebuah kegiatan pembelajaran yang berulang dan sistematis. Deresan berasal dari kata Arab  Darasa dan atau Darrasa yang kemudian memunculkan kata Duruusan dan Tadarus atau Tadris yaitu suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru (mudarris) untuk membacakan dan menyebutkan sesuatu kepada murid (mutadarris) dengan berulang-ulang dan frekuensi yang tinggi (sering). Sebagaimana disebut oleh Imam Jalaluddin Asy Suyuti dalam Al-Jami’ As-Saghir. [6]

2.    Metode Pembelajaran Sorogan dan Bandongan/Wetonan
Pembelajaran adalah kegiatan dimana guru yang mengajar menciptakan situasi dan kondisi belajar yang memungkinkan siswa (santri) dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan;  artinya ia tidak hanya mengetahui meteri pelajaran tetapi ia juga mampu memahami, menerapkan suatu konsep atau memiliki ketrampilan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.[7]
Sorogan adalah metode pembelajaran dimana santri aktif memilih kitab (CBSA), biasanya kitab kuning, yang akan dibaca, kemudian membaca dan menterjemahkannya dihadapan kyai, sementara itu Kyai mendengarkan bacaan santrinya itu dan mengoreksi bacaan atau terjemahannya jika diperlukan.[8]
Bandongan disebut juga wetonan adalah pembelajaran yang dilakukan oleh Kyai dengan cara membacakan teks-teks kitab yang berbahasa Arab, menterjemahkannya ke bahasa lokal, dan sekaligus menjelaskan maksud yang terkandung dalam kitab tersebut.[9]
Metode pembelajaran Sorogan dan Bandongan adalah kegiatan dimana seorang Guru/Kyai menciptakan kondisi tranformatif ilmu kepada santri dengan jalan siswa membaca dan menterjemahkan kitab berbahasa Arab didepan Kyai, kyai mendengarkan bacaan santri dan memberikan koreksi jika diperlukan atau Kyai membacakan, menterjemahkan dan menguraikan kandungan sedangkan santri menyimak bacaan kyai.

3.    Pembelajaran Kitab Kuning
Kitab Kuning atau disebut juga dengan kitab klasik atau kitab salaf merupakan penggambaran terhadap kitab-kitab klasik yang berbahasa Arab dan kebanyakan kitab-kitab tersebut dicetak diatas kertas berwarna kuning.[10]

4.    Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan
Pondok Pesantren adalah dua buah kata yang mempunyai satu kesatuan makna. Kata "Pondok", barangkali, berasal dan pengertian asrama-asrama para santri, atau tempat tinggal yang dibuat dan bambu, atau barangkali berasal dan kata Arab Funduk yang berarti hotel atau asrama.[11]
Sedangkan kata Pesantren berasal dan kata santri yang dengan awalan ”pe” dan akhiran ”an”, yang berarti tempat tinggal para santri. Profesor Jhons berpendapat bahwa istilah santri berasal dan bahasa Tamil yang berarti guru mengaji.[12] Sedang C.C. Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dan kata shastri, yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu.[13] Di luar  pulau Jawa lembaga pendidikan Pesantren disebut dengan nama lain seperti "Surau" (Sumatera Barat), "ayah (Aceh) dan Pondok.

F.    Metode Penelitian
Untuk menyelesaikan penelitian pada tesis ini, maka penulis menggunakan metode penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Jenis Penelitian  
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis/lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.[14]
Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel penelitian.[15]
Penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa dan bagaimana suatu kejadian dan melaporkan hasil sebagaimana adanya. Melalui penelitian ini, diharapkan terangkat gambaran mengenai aktualisasi Deresan dalam metode pembelajaran Sorogan dan Bandongan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan terutama peran pentingnya dalam proses peningkatan kemampuan santri membaca, menterjemahkan dan mengartikan kandungan kitab-kitab kuning tanpa tercemar ukuran formal.

2.    Subjek Penelitian 
Subjek penelitian merupakan suatu sumber tempat kita untuk memperoleh keterangan dalam penelitian atau dengan kata lain sebagai seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan.[16]
Dalam penelitian ini penulis memilih subjek penelitian di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan dengan alasan karena Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan telah menerapkan metode pembelajaran Sorogan dan Bandongan/ Wetonan yang diawali dengan tradisi "Deresan". Subjek penelitiannya Pimpinan Pondok Pesantren, kepala Madrasah Diniyah, wakil kepala Madin, stakeholder Pondok Pesantren, Santri dan Alumni Pondok Pesantren Karangasem Paaciran Lamongan.

3.    Jenis dan Sumber Data
a.    Jenis Data
Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai segala hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian tidak segala informasi atau keterangan merupakan data. Dan hanyalah sebagian saja dari informasi yakni yang berkaitan dengan penelitian.
Karena pembicaraan berkisar soal penelitian maka selalu dipergunakan dengan istilah data untuk menyebut informasi (keterangan dari segala sesuatunya. Penelitian ini penulis menggunakan dua data yaitu:
1.    Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya.[17] Seperti kepala sekolah penentu kebijakan dalam sekolah Islam unggulan sebagai inovasi sistem pendidikan agama.
2.    Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama.[18] Data ini berupa dokumen-dokumen sekolah seperti keadaan geografis sekolah, profile sekolah, program kerja sekolah dan lain sebagainya.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis data kualitatif. Karena data yang diperoleh tersebut dapat diukur secara tidak langsung artinya tidak menggunakan angka melainkan menggunakan kata-kata atau kalimat.[19]
b.    Sumber data
Sumber data yaitu dari mana data dapat diperoleh, pada penelitian ini penulis menggunakan sumber data berupa:[20]
    1. Person (nara sumber), merupakan sumber data yang biasa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara. Dalam hal ini penulis mendapatkan data-data atau informasi tentang gambaran umum objek penelitian Pondok Pesantren Karangasem. Dari Pimpinan Pondok Pesantren, Pembina/ murabbi Santri Pondok Pesantren, humas, Kepala Diniyah, bagian administrasi, guru dan wali santri serta Alumni Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan, karena para nara sumber tersebut sangat penulis butuhkan guna kelancaran tesis ini.
    2. Place (tempat /lokasi) merupakan sumber data yang bisa menyajikan tampilan berupa keadaan, dengan penggunaan metode observasi di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan seperti letak geografis, Asrama, ruang Pimpinan Pondok, ruang guru dan tata usaha dan lain sebagainya.
    3. Paper (dokumen/arsip) merupakan sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar atau simbol lainnya yang ada Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan misalnya struktur organisasi, data santri, data guru dan sebagainya.

4.    Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi yang jelas, tepat dan lengkap maka penulis menggunakan beberapa metode, antara lain :
a.    Metode Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara cermat dan sistematik.[21] Jadi dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan secara langsung mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang berkaitan dan mengenai pandangan secara umum tentang tradisi Deresan dilingkungan Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan, kegiatan pengkajian kitab kuning dengan metode Bandongan dan perangkat.- perangkat lainnya yang berkaitan dengan aktifitas tersebut.
b.    Metode Interview/Wawancara - Interview (wawancara) adalah salah satu cara pengumpulan informasi dengan tanya jawab dengan bertatap muka dengan responden.[22] Dalam penelitian ini, penulis mengadakan wawancara (interview) secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak-pihak untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat. Wawancara dalam pengumpulan data ini penulis ajukan kepada Pimpinan Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan, kepala Madrasah Diniyah, guru, karyawan, santri Pondok dan masyarakat sekitar (wali murid) serta alumni Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan. Tujuan digunakannya teknik wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai tradisi Deresan dalam metode Sorogan dan Bandongan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan.
c.    Metode Dokumentasi - Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen, dan data yang diteliti tersebut dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi, akan tetapi hal ini juga dengan cara mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, notulen hasil rapat agenda dan sebagainya.[23] Dalam menggunakan teknik ini penulis mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan lokasi yang diteliti yaitu letak geografis, keadaan guru, Santri, hasil belajar santri, struktur organisasi, dan sarana prasarana Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan.

5.    Metode Analisis Data
Sebelum menganalisa suatu data, maka alangkah baiknya jika mengetahui terlebih dahulu tentang maksud dari analisa data. Analisa data adalah proses mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.[24]
Data dalam penelitian ini pada hakekatnya berupa kata-kata, kalimat, paragraf-paragraf atau angka dan dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskritif mengenai peristiwa-peristiwa nyata yang tejadi dan dialami oleh Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan. Berdasarkan wujud dan sifat data tersebut maka teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif deskriptif.[25] Dalam penerapan teknik analisa data kualitatif deskriprif menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Reduksi Data
Miles dan Huberman mengatakan bahwa reduksi adalah suatu proes pemilihan, pemusatan, pemerhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama pengumpulan data berlangsung. Data yang didapat di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan langsung diketik atau ditulis dengan rapi, terinci serta sistematis setiap kali selesai mengumpulkan data.
Data-data yang terkumpul akan semakin bertambah, oleh sebab itu laporan tersebut harus dianalisis sejak dimulainya penelitian kemudian laporan-laporan tersebut perlu direduksi yaitu dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian yang diteliti, kemudian dicari tentang temannya. Data-data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah penulis untuk mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan.

b.    Display Data (Penyajian Data)
Penyajian data adalah penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana, serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Miles dan Huberman). Sehubungan data yang diperoleh terdiri dari kata-kata, kalimat atau paragraf-paragraf, maka uraian (teks) naratif yang panjang dan terpencar-pencar bagian demi bagian tersusun kurang rapi, maka dari itu informasi yang bersifat kompleks disusun ke dalam suatu kesatuan bentuk yang lebih sederhana dan selektif sehingga akan mudah dipahami.
Analisa data dilakukan secara terus menerus guna panarikan suatu kesimpulan yang dapt menggambarkan keadaan yang terjadi di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan Lamongan. Analisis data yang terus menerus mempunyai implikasi terhadap pengurangan dan penambahan data yang dibutuhkan, hal ini memungkinkan peneliti untuk kembali lagi kelapangan.

c.    Pengambilan Keputusan
Tahapan yang paling akhir dalam proses analisa data adalah verifikasi atau kesimpulan hasil yang diperolehnya. Dalam analisa penulis berusaha mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul dan sebagainya. Jadi dari data yang penulis dapatkan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan itu kemudian penulis mencoba untuk mengambil kesimpulan, pada mulanya kesimpulan itu kabur tapi lama-kelamaan semakin jelas karena data yang diperoleh semakin banyak dan mendukung serta saling melengkapi satu sama lain.
G.   Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah memahami penulisan tesis ini, maka dalam sistematika penulisan ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu:
Bab Pertama menguraikan tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan, kerangka tesis dan jadual penelitian
Bab  Kedua membahas landasan teori tentang Pondok Pesantren; sebuah kajian histories dan kelembagaan  yang meliputi Pengertian Pondok Pesantren, Dinamika perkembangan Pondok Pesantren, Elemen dan tipologi Pondok Pesantren, Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, dan Peranan Pondok Pesantren dalam konstek pendidikan dan perjuangan kebangsaan; Metode Pembelajaran Sorogan dan Bandongan yang meliputi Pengertian Sorogan dan Bandongan, Tahapan dan Teknik Pembelajaran Sorogan dan Bandongan, dan Diserfikasi metode Sorogan dan Bandongan. Permasalahan mendasar lain yang dibahas pada bab II adalah masalah Deresan yang meliputi pembahasan Pengertian Deresan dan Tadarrus, Tradisi Deresan dan tadarrus, Tradisi Deresan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran , dan Deresan; gabungan antara metode Drill dan STAD; dan masalah Pembelajaran Kitab Kuning yang meliputi Kitab Kuning dan Materi Ajar Pondok Pesantren, Pola Pembelajaran kitab kuning, dan Urgensi pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren
Bab Ketiga menjelaskan tentang metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, subjek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data (observasi, interview, dokumentasi) dan metode analisis data (reduksi data, display dan verifikasi data), dan Keabsahan data
Bab Keempat menjelaskan Pondok Pesantren Karangasem; Dinamika Dan Perkembangannya yang meliputi pembahasan Sekilas tentang Desa Paciran, Kab. Lamongan, Jawa Timur  dengan titik tekan pembahasan pada Letak Geografis Desa Paciran dan Keadaan Pemerintatahan, Kehidupan Keagamaan, Sosial, Ekonomi, dan Pendidikan Desa Paciran; Pondok Pesantren Karangasem dalam Tinjauan Geografis, Sosial, dan Budaya Masyarakat Paciran, yang meliputi Letak Geografis Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan, Pondok Pesantren Karangasem Dalam Pergulatan Keagamaan dan Sosial-Budaya Masyarakat Paciran, Lamongan, Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan, Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan, Perkembangan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan, dan KH. Abd. Rahman Syamsuri; Tokoh Sentral Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan.
Pembahasan selanjutnya adalah Visi dan Misi Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan, yang dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Pola Kepemimpinan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan yang meliputi Pola dan Struktur Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan, dan Struktur Organisasi Santri Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan Serta Organisasi Alumni Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan.
Sistem Pendidikan dan Pembelajaran di Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan  merupakan materi pembahasan selanjutnya; yang meliputi Lembaga-Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan, Sistem Pembelajaran pada Lembaga-Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan, dan Sistem Pembelajaran pada Madrasah Diniyah dan Pengkajian Kitab Kuning (kitab klasik), kemudian masalah Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan dan Lembaga-Lembaga Social, Ekonomi, dan Keagamaan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan. Lembaga sosial ekonomi dan keagamaan yang ada diantaranya adalah Lembaga Tahfidzul Qur’an dan TPA-TPQ, PKU Muhammadiyah, Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah, Lembaga KBIH Masy’aril Haram, dan Koperasi, DPU dan Unit Ekonomi.
Bab Kelima merupakan  paparan hasil penelitian yang meliputi  Penyajian data dan analisis data. Penyajian data meliputi penyajian tentang Bentuk Deresan di Pondok Pesantren Kaarangasem Paciran Lamongan, keberadaan Deresan dan metode Bandongan dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan, dan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi atau menunjang Deresan dalam metode Bandongan terhadap pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan.
Sedangkan Analisis data meliputi analisis tentang  Bentuk Deresan di Pondok Pesantren Kaarangasem Paciran Lamongan, keberadaan Deresan dan metode Bandongan dalam pembelajaran kitab kunign di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan, dan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi atau menunjang Deresan dalam metode Bandongan terhadap pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan.
Bab ke enam  berisi penutup, di dalamnya terdapat rangkaian kesimpulan dan saran yang merupakan kombinasi dari hasil penelitian tentang Tradisi Deresan dalam metode Pembelajaran Sorogan dan Bandongan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan.

H.   Kerangka Tesis
BAB I   PENDAHULUAN
A.   Latar belakang masalah
B.    Rumusan masalah
C.   Tujuan penelitian
D.   Kegunaan penelitian
E.    Definisi operasional
F.    Sistematika pembahasan penulisan

BAB II  LANDASAN TEORI
A.   Pondok Pesantren; sebuah kajian histories dan kelembagaan
    1. Pengertian Pondok Pesantren
    2. Dinamika perkembangan Pondok Pesantren
    3. Elemen dan tipologi Pondok Pesantren
    4. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia
    5. Peranan Pondok Pesantren dalam konstek pendidikan dan perjuangan kebangsaan
B.    Metode Pembelajaran Sorogan dan Bandongan
    1. Pengertian Sorogan dan Bandongan
    2. Tahapan dan Teknik Pembelajaran Sorogan dan Bandongan
    3. Diserfikasi metode Sorogan dan Bandongan
C.   Deresan
1.    Pengertian Deresan dan Tadarrus
2.    Tradisi Deresan dan tadarrus      
3.    Tradisi Deresan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran    
4.    Deresan; gabungan antara metode Drill dan STAD
D.   Pembelajaran Kitab Kuning
1.    Kitab Kuning dan Materi Ajar Pondok Pesantren
2.    Pola Pembelajaran kitab kuning
3.    Urgensi pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren

BAB III    METODE PENELITIAN
A.   Jenis Penelitian
B.    Subjek Penelitian
C.   Jenis dan sumber data
D.   Metode pengumpulan data
E.    Metode  analisis data
F.    Keabsahan data
         
BAB IV PONDOK PESANTREN KARANGASEM; DINAMIKA DAN PERKEMBANGANNYA
A.   Sekilas tentang Desa Paciran, Kab. Lamongan, Jawa Timur
    1. Letak Geografis Desa Paciran
    2. Keadaan Pemerintatahan, Kehidupan Keagamaan, Sosial, Ekonomi, dan Pendidikan Desa Paciran
B.    Pondok Pesantren Karangasem dalam Tinjauan Geografis, Sosial, dan Budaya Masyarakat Paciran
1.    Letak Geografis Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
2.    Pondok Pesantren Karangasem Dalam Pergulatan Keagamaan dan Sosial-Budaya Masyarakat Paciran, Lamongan
C.   Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
1.    Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
2.    Perkembangan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
3.    KH. Abd. Rahman Syamsuri; Tokoh Sentral Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
D.   Visi dan Misi Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
1.    Visi Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
2.    Misi Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
E.    Pola Kepemimpinan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
1.    Pola dan Struktur Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan.
2.    Struktur Organisasi Santri Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan.
F.    Organisasi Alumni Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
G.   Sistem Pendidikan dan Pembelajaran di Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
1.      Lembaga-Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
2.      Sistem Pembelajaran pada Lembaga-Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
3.      Sistem Pembelajaran pada Madrasah Diniyah dan Pengkajian Kitab Kuning (kitab klasik).
H.   Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan di Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
I.     Lembaga-Lembaga Social, Ekonomi, dan Keagamaan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan
1.    Lembaga Tahfidzul Qur’an dan TPA-TPQ
2.    PKU Muhammadiyah
3.    Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah
4.    Lembaga KBIH Masy’aril Haram
5.    Koperasi, DPU dan Unit Ekonomi.

BAB IV     PAPARAN HASIL PENELITIAN
          A. Penyajian Data
1.    Bentuk Deresan di Pondok Pesantren Kaarangasem Paciran Lamongan
2.    Deresan dan metode Bandongan dalam pembelajaran kitab kunign di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan
3.    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi atau menunjang Deresan dalam metode Bandongan terhadap pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan.
B.    Analisis Data
1.    Bentuk Deresan di Pondok Pesantren Kaarangasem Paciran Lamongan
2.    Deresan dan metode Sorogan-Bandongan dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan
3.    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi atau menunjang Deresan dalam metode Sorogan dan Bandongan terhadap pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan.

BAB V      PENUTUP
A.   Kesimpulan
B.    Saran




DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M., Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
Arifin, M.,  Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Oktober 2003.
Arikunto Suharsini. Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: PT. Rineka Cipta, 1991.
Bruinessen, Marthin Van., " Kitab Kuning; Pesantren dan Tarekat", Bandung, Mizan, 1995
Departemen Agama RI, "Pola Pembelajaran di Pesantren" Proyek Peningkatan Pondok Pesantren, Dirjen Bimbaga Islam, tahun 2001,
Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta , Yayasan Penterjemah dan Pentasir Al Qur’an, 1974.
Departemen Agama RI, Pola Pembelajaran di Pesantren" Proyek Peningkatan Pondok Pesantren, Dirjen Bimbaga Islam, tahun 2001
Dhofier, Zamakhsyari, "Santri Abangan dalam Kehidupan orang Jawa; Teropong dari Pesantren" dalam Agama dan Tantangan Zaman pilihan Artikel Prisam 1975 – 1984, Jakarta, LP3ES, 1985.
Ensiklopedi Umum untuk Pelajar. Jilid V. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005.
Faisol,  Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jilid 1., Jakarta: Rajawali Press, 1992.
Hadi,  Sutrisno,  Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta : Andi Offset, 1995.
Imam as-Suyuti  "Al-Jami’ As-Saghir,  hadis no. 7776 (Soheh).
Haidari, Amin. et.al "Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas dan Kompleksitas Global" , Jakarta, IRD, 2004
Mathew and Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta : Universitas Indonesia, 1992
Moleong, Lexy J. Metodologi Peneltian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Nafi'. M. Dian, dkk, "Praksis Pembelajaran Pesantren", Forum Pesantren Yogyakarta, PT. LkiS Pelangi Aksara, Cet. 1, 2007.
Nasution, S. Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 1996
Partanto, Plus A. M. Dahlan al-Barry,  Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arloka, 1994.
Prof. Jhons, "The Pesantren Tarekat of  Suralaya" dalam  S. Udin (editor) Jakarta, Spektrum Dian Rakyat, 1978.
Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Peneltian Untuk Ekonomi dan Bisnis”, Yogyakarta: UPM AMP YKPN, 1995.
Soeharto, Irawan. Metode Penelitian Sosial, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1999.
Suryabrata,  Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998.
Sumiati, Dra. dan Asra, M.Ed, "Metode Pembelajaran", Bandung, Penerbit CV. Wacana Prima, 2008.
Steenbrink, Karel A. "Pesantren, Madrasah, Sekolah; Pendidikan Islam dalam Kurun Modern", Jakarta, LP3ES, 1987.
Wijaya,  Cece,  dan Djaja Djadjuri, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung: Remaja Karya, 1988.



[1]  Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan, (Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006) Hal. 8 – 9
[2] Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta , Yayasan Penterjemah dan Pentasir Al Qur’an, 1974), hal. 911. 
[3] Departemen Agama RI, "Pola Pembelajaran di Pesantren" (Proyek Peningkatan Pondok Pesantren, Dirjen Bimbaga Islam, tahun 2001), hal. 74
[4] M. Dian Nafi' dkk, "Praksis Pembelajaran Pesantren" (Forum Pesantren Yogyakarta, PT. LkiS Pelangi Aksara, Cet. 1, 2007) hal. 67
[5] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), hal. 76.
[6] Imam as-Suyuti  "Al-Jami’ As-Saghir,  hadis no. 7776 (Soheh).
[7] Dra. Sumiati dan Asra, M.Ed, "Metode Pembelajaran" (Bandung, Penerbit CV. Wacana Prima, 2008), 1-2
[8] Karel A. Steenbrink, "Pesantren, Madrasah, Sekolah; Pendidikan Islam dalam Kurun Modern" (Jakarta, LP3ES, 1987) hal. 13-15
[9] Amin Haidari, et.al "Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas dan Kompleksitas Global" (Jakarta, IRD, 2004) hal. 9-11.
[10] Martin Van Bruinessen, " Kitab Kuning; Pesantren dan Tarekat", (Bandung, Mizan, 1995) Hal. 17 dan lihat juga Zamakhsyari Dhofier, "Santri Abangan dalam Kehidupan orang Jawa; Teropong dari Pesantren" dalam Agama dan Tantangan Zaman pilihan Artikel Prisam 1975 – 1984 (Jakarta, LP3ES, 1985) hal. 192 dan Departemen Agama RI, Pola Pembelajaran di Pesantren"  (Proyek Peningkatan Pondok Pesantren, Dirjen Bimbaga Islam, tahun 2001), hal. 3
[11] Ibid, hal. 8 – 9 
[12]  Prof. Jhons, "The Pesantren Tarekat of  Suralaya" dalam  S. Udin (editor) (Jakarta, Spektrum Dian Rakyat, 1978), hal. 215
[13] Zamakhsyari Dhofier, " Tradisi Pesantren; Study tentang Pandangan Hidup Kyai" (Jakarta, LP3ES, 1985), hal. 3 dan Team Penyusun, "Ensiclopedy" (Jakarta, PT, Ikhtiar Ban Van Hoeve, 1993) hal. 99
[14] Lexy J. Moleong, Metodologi Peneltian Kualitatif,  (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), 4.
[15] Sanapiah Faisol, Format-format Penelitian Sosial, Jilid 1, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), 18.
[16] Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), 92-93
[17] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998), 84.                  
[18] Ibid., 85.
[19] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta : Andi Offset, 1995),66.
[20] Suharsini Arikunto, Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), 144.

[21] S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 106.
[22] Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Peneltian Untuk Ekonomi dan Bisnis,(Yogyakarta: UPM AMP YKPN, 1995), 96.
[23] Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1999), 70.
[24] Lexy J. Moeloeng, Metodologi, 103.
[25] Mathew and Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta : Universitas Indonesia, 1992), 15-16.

0 Comments:

Post a Comment



Template by:
Free Blog Templates